Sampah Mikroplastik (Plastik berukuran mikrometer)

"Sampah plastik saat ini menjadi topik yang cukup populer dibicarakan. Sampah plastik diketahui sulit terurai selama bertahun-tahun. Sampah plastik yang tidak terurai dapat berubah menjadi berukuran mikrometer. Sampah berukuran mikro ini mencemari berbagai tempat. Lautan menjadi salah satu tempat yang terdampak dengan adanya sampah plastik baik berukuran besar hingga mikrometer."
Salah satu akun twitter atas nama memosting salah satu video penelitian beliau tentang plankton. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh beliau, didapati mikroplastik di antara populasi plankton. Mikroplastik ini tentu akan memberi dampak pada plankton itu sendiri atau makhluk hidup yang lebih besar. Plankton sendiri adalah makanan dari makhluk kecil lainnya seperti ikan-ikan kecil atau anak ikan saat mereka masih berupa larva. Ikan-ikan kecil merupakan mangsa dari ikan atau makhluk yang berukuran lebih besar. Contoh makhluk yang lebih besar adalah paus, lumba-lumba, ikan hiu, dan anjing laut. Dan manusia pun tentu saja bisa jadi mendapat dampaknya.

Berikut ini adalah link video dari akun twitter : .https://twitter.com/PlanktonPundit/status/1090323518963806213

Berikut ini adalah gambar salah satu mikroplastik yang terdapat dalam video tersebut.

Kondisi perairan di laut atau samudra luas saat ini memang sangat memprihatinkan. Selain pencemaran lingkungan dalam bentuk selain plastik, penangkapan berlebih juga telah merusak ekosistem laut. Terkait polusi akibat sampah plastik, pernah ditemukan sampah plastik yang berusia sekitar 10 tahun yang masih utuh dalam bentuk aslinya. Ada juga ikan paus yang mati di mana saat isi perutnya dikeluarkan banyak sampah plastik di dalamnya.

Memang mengatasi masalah ini tidak bisa seorang diri saja, karena ini semua adalah tanggung jawab bersama. Dan itu dimulai dari diri sendiri dengan cara menggunakan plastik secara bijak dan juga bagaimana penanganannya setelah digunakan.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga ada ide-ide brilian yang mampu direalisasikan guna mengatasi sampah plastik juga masalah pencemaran lingkungan lainnya yang turut andil dalam merusak habitat makhluk hidup. Rusaknya lingkungan juga akan akan berdampak pada diri kita sendiri. Lantas, bagaimana dengan anak cucu kita kelak di kemudian hari?


ditulis oleh:
Sri Argo Pradanto
Malang, Rabu, 24 Jumadil Ula 1440 H/ 30 Januari 2019 M
Di sore hari selepas hujan di kampus Brawijaya

penulis adalah alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Univ Brawijaya (2012-2017)
saat ini sedang menempuh pendidikan magister di Fakultas Teknologi Pertanian, Univ Brawijaya (2017-sekarang)

Komentar