Ratapan dalam Doa

Seminggu berada di Surabaya semakin membuat aku mengerti
Jalan yang ku lewati menampilkan banyak ironi
Ironi kehidupan di sekitar diri 
Alangkah kontrasnya nasib manusia kini
Dan semakin kontras
Di masa demokratis tapi miris

Masih banyak orang yang hanya mampu makan berlauk mimpi
Masih banyak orang hanya mampu menghadap langit seraya berdoa
"Ya Tuhan, akankah nasibku berubah?
Adakah orang lain yang masih memperhatikan kami?
Orang miskin ini? 
Apakah kami ini hanya sekedar angin lalu tanpa jejak di hati dan mata mereka?
Atau apakah suara kamu hanya sekedar bisik-bisik tak bermakan di telinga mereka?
Ataukah kami yang memang tak berarti di dunia ini?"

Ya, untuk sementara aku hanya bisa menghela nafas panjang.
Dan berdoa kepada Rab sekalian alam
"Ya Alloh, apabila Kau perkenankan aku untuk merubah keadaan ini, maka bantulah aku."
"Ya Alloh, apabila Kau perkenankan kami untuk merubah keadaan ini, maka bantulah kami."
"Ya Alloh, sesungguhnya Engka mendengar doaku, doa kami, doa hamba-Mu ini.
Maka kabulkahnlah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi."

Komentar